SEJARAH PENULISAN AL-QUR'AN

 

Sejarah penulisan Al-Qur'an ini terbagi menjadi tiga masa, antara lain masa Nabi Muhammad SAW, masa Abu Bakar Ash-Shiddiq, dan masa Utsman bin Affan. Pada masa Utsman bin Affan yaitu di tahun 15 Hijriah sempat terjadi perbedaan bacaan dalam Al-Qur'an. Hal tersebut terjadi karena banyaknya lembaran mushaf yang saat itu beredar. Sehingga kekhawatiran seperti perpecahan antara kaum muslimin pun terasa langsung oleh para khalifah. Lalu, bagaimana ya, sejarah penulisan Al-Qur'an dan pengumpulannya berlangsung? Simak rangkumannya berikut ini.

Tahap pertama pada masa Nabi Muhammad SAW

Tahap pertama ini dimulai pada saat zaman Nabi Muhammad SAW. Pada masa ini masih sedikit orang yang bisa baca tulis karena keterbatasan media tulis pula.

Sehingga saat itu, siapa pun umat Islam yang telah mendengarkan satu ayat, maka dia langsung menghafalkan atau menuliskan ayat tersebut dengan media yang seadanya. Baik di tulang belikat unta, pelepah kurma, potongan kulit, atau permukaan batu cadas. Tidak heran kalau jumlah penghafal Al-Qur'an pada saat itu sangat banyak.

Di kalangan para sahabat sendiri, masih banyak penghafal Al-Qur'an lainnya seperti Khulafaur Rasyidin, Salim bekas budak Abu Hudzaifah, Mu’adz Bin Jabal, Abu Darda Radhiyallahu ‘anhu, Abdullah Ibn Mas’ud, dan Zaid Bin Tsabit.

Pada kitab sahih Bukhari yang diriwayatkan dari Anas Ibn Malik Radhiyallahu'anhu bahwa Nabi Muhammad SAW telah memberi gelar Jama'ah Quraa' kepada 70 orang yang hafal Al-Qur'an. Namun, mereka dihadang lalu dibunuh oleh para pengkhianat yang berasal dari suku Ri’il, Dzakwah, Ushayyah, dan Lahyan. Mereka dijaminkan surga Allah SWT karena telah meninggal dalam jihad.

Tahap kedua pada masa Abu Bakar Ash-Shiddiq

Selanjutnya yaitu pada zaman Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu ‘anhu. Ini terjadi pada tahun 12 Hijriyah. Adapun penyebabnya yaitu saat perang Yamamah, banyak sekali dari kalangan Al-Qurra’ yang terbunuh seperti Salem bekas budak Abu Hudzaifah.

Lalu Abu Bakar memberikan perintah agar mengumpulkan Al-Qur'an supaya tidak hilang. Dalam kitab sahih Bukhari juga disebutkan bahwa Umar bin Khattab mengemukakan pandangannya kepada Abu Bakar usai perang Yamamah terjadi.

Tahap ketiga pada masa Utsman bin Affan

Tahap terakhir terjadi pada zaman Utsman Bin Affan di tahun 25 Hijriyah. Saat itu terjadi perbedaan kaum muslimin dialek bacaan Al-Qur'an yang sesuai akan perbedaan mushaf tersebut.

Karena khawatir terjadi fitnah, Utsman bin Affan segera memerintahkan pengumpulan mushaf tersebut menjadi satu mushaf. Sehingga kaum muslimin bacaannya tidak akan berbeda dan kemudian bertengkar.

Perbedaan pengumpulan yang dilakukan oleh Abu Bakar dan Utsman adalah terletak pada tujuannya. Tujuan dari Abu Bakar untuk menuliskan serta mengumpulkan seluruh ayat-ayat Al-Qur'an dalam satu mushaf supaya tidak tercecer dan tidak hilang. Sedangkan tujuan Utsman yaitu untuk mengumpulkannya karena dikhawatirkan akan adanya perbedaan dialek pada bacaan Al-Qur'an tersebut. Sehingga dilakukannya pengumpulan menjadi satu mushaf al quran.

Sehingga diperolehlah hasil pengumpulan dari musahf ini yang berupa satu ke satu di tengah tengah umat muslim. Mudharat besar seperti perpecahan, perbedaan keyakinan, dan juga permusuhan dapat dihindari.

Itulah sejarah penulisan Al-Qur'an dan pengumpulannya. Para sahabat begitu berjuang untuk mengumpulkan mushaf-mushaf tersebut menjadi satu kesatuan agar umat muslim dapat memahami wahyu Allah SWT dengan damai.[1]

Tahapan Turunnya Al qurán

Al Quran diturunkan dalam dua cara, yaitu: Al Quran diturunkan secara lengkap di malam Lailatul qadar dari Lauh Mahfudz ke langit dunia. Usai diturunkan ke langit dunia, Al Quran diturunkan ke Nabi Muhammad secara bertahap

Beberapa hikmah al qur’an diturunkan secara berangsur-angsur

·         Menguatkan Hati Nabi Muhammad SAW dalam Menyampaikan Dakwah

·         Menantang Orang-orang Kafir yang Mendustakan Al-Qur’an

·         Menyesuaikan dengan Peristiwa-peristiwa dalam Penetapan Hukum

·         Memperkuat Bukti dan Keyakinan Bahwa Al-Qur’an Adalah Benar Dari Allah SWT

·         Mempermudah dalam Menghafal Serta Memahami Al-Qur’an

·         Menguatkan atau meneguhkan hati Rasulullah SAW .

·         Menjawab Tantangan dan sekaligus Mukjizat.

·         Mempermudah Hafalan dan Pemahamannya.

·         Kesesuaian dengan Peristiwa-peristiwa Pentahapan dalam Penetapan Hukum.

·         Bukti Yang Pasti Bahwa Al-Quran Al-Karim Diturunkan Dari Sisi Yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji.[2]

 

Periodisasi pembukuan alqur’an

Para ulama 'Ulum Al-Quran membagi sejarah turunnya Al-Quran dalam dua periode: (1) Periode sebelum hijrah; dan (2) Periode sesudah hijrah. Ayat-ayat yang turun pada periode pertama dinamai ayat-ayat Makkiyyah, dan ayat-ayat yang turun pada periode kedua dinamai ayat-ayat Madaniyyah.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

MATERI AQIDAH AKHLAK KELAS 1 DINIYYAH

homonim, homofon, homograf, polisemi, peyorasi, ameliorasi, sinestesia

sistem pendidikan dimesir