QOSHOS AL QUR'AN
v Ayat tentang kisah Nabi Musa
Q.S Al-Qashash Ayat 13
Artinya : Maka kami kembalikan dia (Musa) kepada ibunya, agar senang
hatinya dan tidak bersedih hati, dan agar dia mengetahui bahwa janji Allah
adalah benar, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahuinya.
Ayat ini menerangkan bahwa janji Allah kepada ibu Musa telah terlaksana
yaitu mengembalikan Musa kepadanya supaya hatinya menjadi tenteram dan tidak
lagi merasa sedih. Dan Ayat ini mengingatkan kita bagaimana hikmah yang Allah
lekatkan pada setiap kejadian terkadang sesuatu yang kita benci ternyata bisa
mendatangkan kebaikan. Ketika ibu nabi Musa ‘alaihissalam melepaskan
anaknya di sungai Nil pasti mengalami kesedihan dan kekhawatiran. Tentunya dia
benci dengan hal ini dan ingin selalu bersama anaknya serta menyusuinya akan
tetapi dia menjalankan perintah Allah untuk melepaskan anaknya. Ternyata ada
hikmah dibalik itu luar biasa, yaitu ibunya bisa kembali bertemu anaknya dan
juga dipekerjakan di istana Fir’aun dan akhirnya ibunya merasakan bahagia di
atas kebahagiaan.
v
Ayat tentang kisah Nabi Harun
Q.S Thaha ayat 29-32
Artinya : dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (29)
yaitu Harun, saudaraku, (30) teguhkanlah kekuatanku dengan (adanya) dia, (31)
dan jadikanlah dia teman dalam urusanku, (32)
Ayat ini memberikan pengajaran kepada kita bahwa bagaimana kesetiaan Nabi Harun mendampingi Nabi Musa berdakwah hingga
diangkat menjadi Nabi oleh Allah SWT. Dalam hubungan keluarga, Nabi Harun As ialah
kakak kandung Nabi Musa As. Ayat ini merupakan tentang permintaan Nabi Musa, akhirnya Allah SWT
mengangkat Harun, sang saudara, menjadi seorang nabi. Dalam menjalani
dakwah bersama, Nabi Harun
terkenal dengan kepintarannya saat berbicara. Hal itu dianggap sebagai salah
satu pelengkap bagi petualangan yang dilakukan oleh Nabi Musa saat menyampaikan
ajarannya.
v Ayat tentang kisah Qarun
Q.S Al-Qashash Ayat 13
Artinya : Dia (Karun) berkata, “Sesungguhnya aku diberi
(harta itu), semata-mata karena ilmu yang ada padaku.” Tidakkah dia tahu, bahwa
Allah telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan
lebih banyak mengumpulkan harta? Dan orang-orang yang berdosa itu tidak perlu
ditanya tentang dosa-dosa mereka.
Ayat ini mengingatkan kita bagaimana sifat
Qarun yang berbuat
aniaya, ia angkuh dan sombong. Hatinya beku dan akalnya keras, sehingga ia
tidak bisa menerima nasihat kebenaran. Ketika diperingatkan agar tidak angkuh
dan sombong dengan harta yang dimilikinya. Hikmah dari ayat ini
memberikan gambaran kepada kita bahwa kriteria orang berakal atau tidak, sama
sekali bukan pada berapa kekayaan yang dimiliki, tetapi pada bagaimana akhlak
yang dimiliki, baik akhlak kepada sesama manusia maupun kepada Allah SWT.
Semakin baik
akhlak seseorang terhadap sesama manusia dan terhadap Allah SWT maka bisa
dipastikan bahwa orang itu adalah orang yang berakal. Sebaliknya, semakin buruk
akhlak seseorang terhadap sesama dan terhadap Allah SWT maka bisa dipastikan
bahwa orang itu tidak berfungsi akal sehatnya.
Komentar
Posting Komentar