Asbab An Nuzul QS Al Ma'un

 

Surat Al maun ayat 1-3

اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِۗ

Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? (1)

فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَۙ

Maka itulah orang yang menghardik anak yatim, (2)

وَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۗ

dan tidak mendorong memberi makan orang miskin. (3)

 

Asbabun Nuzul Surah Al Maun

Asbabun nuzul adalah ilmu yang mempelajari tentang latar belakang atau sebab-sebab ayat Al Quran turun. Dalam surah Al Maun, ayat 1 sampai 3 berkaitan dengan kisah Abu Sufyan yang didatangi oleh anak yatim untuk meminta susu unta,. Namun, sikap Abu Sufyan bukannya memberi, tapi malah mengusir anak yatim tersebut.

Dalam buku Tafsir Nurul Qur’an oleh Allamah Kamal Faqih Imani yang terbit pada tahun 2006, diterangkan kisah dari Abu Sufyan tersebut,

“Abu Sufyan biasa membunuh dua unta besar setiap hari untuk disantap bersama kaumnya. Namun, pada suatu hari ada seorang anak yatim mendatangi pintunya dan meminta pertolongan. Alih-alih mendapat pertolongan, Abu Sufyan malah memukul anak yatim itu dengan tongkat dan mengusirnya”.

Tafsir Surah Al Maun

Ayat 1

Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan 'ad diin' di penghujung ayat pertama surah Al Maun adalah hari pembalasan. Sehingga jika diartikan: “Tahukah kamu orang yang mendustakan hari pembalasan?” Beliau lalu menjelaskan bahwa ayat pertama ini ditujukan pada mereka yang mengingkari hari kebangkitan.

Ayat 2-3

Setelah menyebut tentang orang yang mendustakan hari pembelasan, lalu disebutkan ayat kedua dan ketiga yang artinya,

“Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.”

Dalam dua ayat tersebut, dijelaskan:

Tidak memiliki kasih sayang pada anak yatim yang seharusnya patut dikasihi. Anak yatim adalah anak yang ditinggal mati orang tuanya sebelum ia baligh (dewasa) sehingga mereka patut dikasihi karena mereka telah kehilangan orang tua yang mengasihinya. Namun, yang disebutkan dalam ayat ini adalah orang yang menghardik anak yatim, di mana ketika anak yatim tersebut datang, mereka menolaknya.

Tidak mengasihi orang lain, seperti misalnya fakir miskin. Padahal, kita tahu fakir dan miskin sangat butuh makanan. Orang yang disebutkan dalam ayat ini justru mendorong untuk tidak memberikan makan pada orang miskin karena hatinya yang telah keras. Jadi intinya, orang yang disebutkan dalam dua ayat ini adalah yang hatinya benar-benar keras.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MATERI AQIDAH AKHLAK KELAS 1 DINIYYAH

homonim, homofon, homograf, polisemi, peyorasi, ameliorasi, sinestesia

sistem pendidikan dimesir