pembaharuan diturki
PEDAHULUAN
Modernisasi
mengandung pengertian pemikiran, aliran, gerakan, dan usaha untuk mengubah
paham-paham, adat istiadat, institusi-institusi lama dan sebagainya. Agar emua
itu dapat disesuaikan dengan pendapat-pendapat dan keadan baru yang ditimbulkan
oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi modern. Namun bukan berarti
pembaharuan mengubah isi Al-Quran dan Hadits.
Mulai abad pertengahan merupakan abad gemilang bagi umat Islam. Abad inilah daerah-daerah Islam meluas di barat melalui Afrika Utara sampai Spanyol, di Timur Melalui Pesia sampai India.
Daerah-daerah ini kepada kekuasaan kholifah yang pada mulanya berkedudukan di Madinah, kemudian di Damaskus, dan terakhir di Bagdad. Dabad ini lahir para pemikir dan ulama besar seperti ;Maliki, Syafi’I, Hanafi, dan Hambali.
Untuk lebih jelasnya pemakalah akan membahas mengenai apa pemgertian pembaharuan dan apa saja yang melatarbelakangi lahirnya pembaharuan pemikiran dalam Islam.
Mulai abad pertengahan merupakan abad gemilang bagi umat Islam. Abad inilah daerah-daerah Islam meluas di barat melalui Afrika Utara sampai Spanyol, di Timur Melalui Pesia sampai India.
Daerah-daerah ini kepada kekuasaan kholifah yang pada mulanya berkedudukan di Madinah, kemudian di Damaskus, dan terakhir di Bagdad. Dabad ini lahir para pemikir dan ulama besar seperti ;Maliki, Syafi’I, Hanafi, dan Hambali.
Untuk lebih jelasnya pemakalah akan membahas mengenai apa pemgertian pembaharuan dan apa saja yang melatarbelakangi lahirnya pembaharuan pemikiran dalam Islam.
Terpuruknya nilai–nilai
pendidikan dilatar belakangi oleh kondisi internal Islam yang tidak lagi
menganggap ilmu pengetahuan umum sebagai satu kesatuan ilmu yang hareus
diperhatikan. Selanjutnya, ilmu pengetahuan lebih banyak diadopsi bahkan
dimanfaatkan secara komprehensif oleh barat yang pada waktu itu tidak pernah
mengenal ilmu pengetahuan.
Secara garis besar ada beberapa faktor
yang mendorong terjadinya proses pembaharuan pendidikan Islam.
- Pertama faktor internal yaitu, faktor kebutuhan pragmatis umat Islam yang sangat memerlukan satu system pendidikan Islam yang betul – betul bisa dijadikan rujukan dalam rangka mencetak manusia – manusia muslim yang berkualitas, bertaqwa, dan beriman kepada Allah.
- Kedua faktor eksternal adanya kontak Islam dengan barat juga merupakan faktor terpenting yang bisa kita lihat. Adanya kontak ini paling tidak telah menggugah dan membawa perubahan phragmatik umat islam untuk belajar secara terus menerus kepada barat, sehingga ketertinggalan yang selama ini dirasakan akan bisa terminimalisir.
PEMBAHASAN
A. Sejarah Pendidikann Islam
Periode modern
atau penbaharuan dalam sejarah islam beermula dari tahun 1800M dan berlangsung
sampai sekarang,periode ini meruoakan zaman kebangkitan islam setelah mengalami
kemundurann. Berbagai usaha pemnaharuan telah digggerakkan baik dalam bidang,
pendidikan, dan kebudayaan.
Mulanya sebagai
mana yang telah disebutkan ketika tiga kerajaan besar islam mengalami kemundurn
di abad 18, eropa barat mengalami kemajuan dengan pesat. Kekuatan islam
terakhir yang masih disegani pleh lawan(eropa) tinggal kerajaan turki
usmani.Tapi sejak kekalahan dalam pertempuran di wina itu kerajaann usmani juga
menyadari atas kemundurannya dan kemajuan barat. Usaha-usaha pembaharuan mulai
dilaksanakan dengan mengirim duta-duta kenegara –negara eropa terutama prancis
untuk mempelajari suasana kemajuan lebih dekat tapi rupanya tantangan dari
pihak ulama dan golongan tentara yang sudah ada sebelumnya yaitu pasukan
yenissari terlalu kuat sehinggga usaha pembaharuan teersebut tidak dapat
berkembang.
Usaha
penbaharuan turki usmani baru mengalami kemajuan setelah tentara yenissari
dibubarkan oleh Sultan mahmud II(1807-1899M) pada tahun 1839 M. Pendidikan
diperbaharui oleh beliau dengan mendirikan sekolah-sekolah model barat seperti
sekolah satra, militer, teknik kedokteran dan sebagainya.Sehingga terbentuk
turki modern, akan tetapi meski mendatangkan kemajuan hasil gerakan pembaharuan
tidakk dapat menghentikan barat kedunia islamm diabad ke-19.Gerakan pembaharuan
justru malah mengancam kekuasaan para sultan yang absolute sehingga lahir
gerakan tanzimat untuk menangani program- programnya yang dipimpin oleh ali
pasya(1815-1871M)dan fuad pasya (1815-1869M), gerakan turki muda, dan partai
persatuan dan kemajuan dengan gagasan bahwa teknologi modern yang bermanfaat
dapat diperkenalkan dalam suatau masyarakat sambil tetap bisa memelihara
tradisis masyarakat yang bersangkutan ini adalah pendirian mayoritas
orang-orang tanzimat. Tetapi bagi usmani- nsmani muda seperti ziya pasya dan
nanik kemal ada modernisasi dengan tetap mempertahankan intergritas bangsa.
Pada paruh abad
kedua yaitu abad ke-19, lima orang modernis muslim terkemuka muncul yitu sayid
ahmad khan di India(1817-1898M), Jmaludin Al-Afgani(1838-1897M), dan sayd Amir
Ali dari India, Nanik Kemal dan syeh Muhammad Abduh dari Turki.
Nmun ketika
terjadi Perang Dunia Itahu 1915M turki usmani berada dipihak yang lkalah dann
kekhaliahan dihapuskan. Sejak itu seakan-akan tidak ada lagi kerajaan islam
yang betul- betul merdeka.
Pembaharuan pendidikan
didunia Islam dimulai dikerajaan Turki Usmani. Faktor yang melatar belakangi
gerakan pembaharuan bermula dari kekalahan-kekalahan kerajaan Usmani dalam
peperangan dengan Eropa.
Adapun tokoh yang mencoba melakukan
upaya tersebut ialah :
- Sultan Ahmad III. Adanya kekalahan yang dialami kerajaan Turki Usmani menyebabkan Sultan Ahmad III prihatin dan melakukan intropeksi, dengan melakukan pengiriman duta ke Eropa untuk mengamati perkembangan barat. Dengan mendirikan sekolah teknik militer, mendirikan percetakan untuk mempermudah Access buku pengetahuan. Upaya ini dilakukan sampai beliau wafat dan kemudian digantikan oleh Sultan Mahmud II.
- Sultan Mahmud II. Sultan Mahmud II merupakan kelanjutan dari Sultan Ahmad III. Pembaharuan yang dilakukan dengan memperbaiki system pendidikan madrasah dengan memasukkan ilmu pengetahuan umum. Kemudian mendirikan model disekolah barat
B. Sekilas
Tentang Kerajaan Turki Utsmani
Pendiri
bangsa ini adalah Bangsa Turki dan kabilah Oghuz yang mendiami
daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina dalam masa waktu
sekitar tiga abad, mereka pindah ke-TurkistanPersia dan Irak.
Mereka masuk Islam sekitar abad ke 9 atau ke 10 di bawah pimpinan Ortoghol.
Mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alauddin, Sultan Seljuk
yang kebetulan berperang melawan Bizantium. Berkat bantuan mereka, Sultan
Alauddin memperoleh kemenangan. atas jasa baik mereka itu, Alaiudin menghadiahkan
sebidang tanah di Asia kecil yang berbatasan
dengan Bizantium. Sejak itu mereka terus membina wilayah barunya dan
memilih kota Syukut sebagai Ibu kota. kemudian
Orthogol meninggal dunia tahun 1289 M. Kepemimpinan dilanjutkan oleh
putranya Utsman.Orthogol inilah yang dianggap sebagai pendiri kerajaan Utsmani.
Putra
Sebelum meninggal, Utsman
menunjuk (untuk menggantikan posisinya) yang lebih muda dari pada kedua
anaknya, Orkhan yang berusia 42 tahun, yang lebih dididik seorang
prajurit dibawah pengawasan ayahnya, dan telah menunjukan kemampuannya didalam
banyak peperangan, terutama didalam penaklukan Brusa.
Kerajaan
Utsmani sangat gencar melakukan ekspansi guna meluaskan kekuasaannya,
sehingga pada masa Orkhan sebagian dari wilayah Eropa telah
ditundukan. Kerajaan ini telah mencapai gemilang bermula sejak awal abad ke 16
sewaktu Salim mengalahkan kekuatan Syafawi dan meluaskan wilayah
keselatan sampai Mesir dan Hijaz. Kawasan ini memiliki arti
penting dalam kehidupan keagamaan umat islam secara umum.
Wilayah
kekuasaan Utsmani sejak abad ke 16 sangatlah luas, membentang dari BudepestYaman,
dibagian selatan dan dari Basrah dibagian timur hingga ke Aljajair
dibagian barat itu, dibagi dalam beberapa provinsi yamg masing-masing dipimpin
oleh seorang gubernur atau pasha. dibagian Utara sampai ke
Sampai abad ke 17, Turki
Utsmani menikmati masa keemasan. Kekuatan militer Utsmani yang
sangat tangguh menunjukan stabilitas kekuasaan. Kejayaan Utsmani mulai
kelihatan pudar setelah sultan sulaiman meninggal dunia, yang
mengakibatkan terjadinya perebutan kekuasaan antara putra-putranya.
Pada
awal abad ke 18, Turki Utsmani berusaha mengembalikan kejayaan dengan
melakukan reform yang sangat gencar. Bahkan Sultan Salim III (w.
1807) membuka sejumlah kedutaan Utsmani di Eropa. Kemudian Mahmud
II (w. 1839) memperkenalkan berbagai lembaga pembaharuan yang banyak
diilhami dari Barat, termasuk pendidikan, militer, ekonomi dan hukum. Priode
ini kemudian dikenal dalam sejarah sebagai priode “Reorganisasi”.
Berbagai usaha pembaharuan terus dilakukan oleh orang-orang Turki, baik
dari kalangan ulama, kaum muda, cendikiawan maupun birokrat hingga abad ke 20.
Kerajaan
Utsmani yang menjadi simbol Islam akhirnya hilang dari peredaran dunia
dengan dihapusnya gelar khalifah tersebut. Dibawah kekuasaan Musthafalah
pengaruh kekuasaan Sultan berakhir ditahun 1922, dan segera setelah itu
khalifah sebagai institusi agamapun dihapus sehingga Musthafa sebagai
pemimpin besar menjadi presiden pertama dari republik Turki baru. Dengan
demikian berakhirlah kehidupan panjang dan seluruh kebesaran seluruh
pemeintahan baru.[1]
C.
Pendidikan Pada Masa Turki Utsmani
Setelah
mesir jatuh dibawah kekuasaan Utsmaniyah Turki, lalu Sultan Salim
memerintahkan, supaya kitab-kitab diperpustakaan dan barang-barang yang
berharga di Mesir dipindahkan ke Istanbul. Anak-anak Sultan Mamluk,
Ulama-Ulama, Pembesar-Pembesar yang berpengaruh di Mesir, semuanya dibuang ke Istambul,
setelah mengundurkan diri sebagai khalifah dan menyerahkan pangkat khalifah itu
kepada Sultan Turki.
Dengan
demikian Sultan Turki memegang dua kekuasaan: kekuasaan sebagai Sultan
dalam urusan duniawi dan kekuasaan sebagai Khalifah dalam urusan agama.Dengan
berpindahnya ulama-ulama dan kitab-kitab perpustakaan dari Mesir ke Istanbul,
maka Mesir menjadi mundur dalam ilmu pengetahuan dan pusat pendidikan
berpindah ke Istanbul, tempat kedudukan Sultan dan Khalifah.dan
Istambullah yang menjadi pusat pendidikan dan kebudayaan saat itu.
Selain
itu Sultan Salim mengumpulkan kepala-kepala perusahaan yang termashur di
Mesir berjumlah kurang lebih 1000 orang banyaknya. Semua mereka
dipindahkan ke Istambul,Mesir terpaksa ditutup. Itulah salah satu sebab
mundurnya perusahaan di Mesir pada masa Utsmaniyah Turki.
sehingga 50 perusahaan di
Setelah
Sultan Salim wafat, lalu digantikan oleh anaknya Sultan Sulaiman Al-Qanuni
(926-974 H. = 1520-1566 M). Pada masa Sultan Sulaiman itu kerajaan Utsmaniyah
sampai kepuncak kebesaran dan kemajuan yang gilang gemilang dalam sejarahnya.
Laut putih tengah, laut hitam, dan laut merah semua dalam kekuasaannya. Luas
negaranya dari Makkah ke Budapes dan dari Baghdad ke Aljajair. Tetapi
sesudah wafat Sultan Sulaiman kerajaan Utsmaniyah mulai mundur
sedikit demi sedikit.
Pada
masa Utsmaniyah Tuki pendidikan dan pengajaran mengalami kemunduran,
terutama diwilayah-wilayah, seprti Mesir, Baghdad
dan lain-lain. Yang mula-mula mendirikan madrasah pada masa Utsmaniyah Tuki
ialah Sultan Orkhan (wafat tahun 761 H. = 1359 M.). kemudian diikuti oleh
Sultan-Sultan keluarga Utsmaniyah dengan mendirikan madrasah-madrasah,
yang didirikan oleh Sultan Sulaiman Al-Qanuni. Sultan-sultan pada masa Utsmaniyah
banyak mendirikan masjid-masjid dan madrasah-madrasah terutama di Istambul
dan Mesir. Tetapi tingkat pendidikan itu tidak mengalami perbaikan dan kemajuan
sedikitpun. Pada masa itu banyak juga perpustakaan yang berisi kitab-kitab yang
tidak sedikit bilangannya. Tiap-tiap orang bebas membaca dan mempelajari isi
kitab itu. Bahkan banyak pula ulama, guru-gru, ahli sejarah dan ahli syair pada
masa itu. Tetapi mereka-mereka itu hanya mempelajari kaidah-kaidah ilmu-ilmu
Agama dan Bahasa Arab, serta sedikit ilmu berhitung utuk membagi harta warisan
dan ilmu miqat untuk mengetahui waktu sembahyang. Mereka tidak terpengaruh oleh
pergerakan ilmiyah di Eropa dan tidak mau pula mengikuti jejak zaman
kemajuan Islam pada masa Harun Ar-Rasyid dan masa Al-Makmun,
yaitu masa keemasan dalam sejarah Islam. Demikianlah keadaan pendidikan dan
pengajaran pada masa Utsmaniyah Turki, sampai jatuhnya sultan /khalifah
yang terakhir tahun 1924 M.
Sistem pengajaran yang
dikebangkan pada Turki Utsmani adalah menghafal matan-matan meskipun
murid-murid tidak mengerti maksudnya, seperti menghafal Matan Al-Jurmiyah,
Matan Taqrib, Matan Al-Fiyah, Matan Sultan, dan lain-lain.
Murid-murid setelah menghafal matan-matan itu barulah mempelajari syarahnya.
Karena pelajaran itu bertambah berat dan bertambah sulit untuk dihafalkannya.
Sistem pengajaran diwilayah ini masih digunakan sampai sekarang. Pada masa
pergerakan yang terakhir, masa pembaharuan pendidikan Islam di Mesir dan
Syiria (Tahun 1805 M) telah mulai diadakan perubahan-perubahan di
sekolah-sekolah (Madrasah) sedangkan di Masjid masih mengikuti sistem yang lama
Badri Yatim memberikan
gambaran tentang kondisi ilmu pengetahuan pada masa Turki Utsmani
sebagai berikut:
“Sebagai
bangsa yang berdarah militer, Turki Utsmani lebih banyak mefokuskan
kegiatan mereka dalam bidang kemiliteran, sedangkan dalam bidang ilmu
pengetahuan mereka kelihatan tidak begitu menonjol. Karna itulah dalam khazanah
Intelektual Islam kita kita tidak menemukan ilmuan terkemuka dari Turki
Usmani. Namun demikian mereka banyak berkiprah dalam pengembangan seni
arstektur Islam berupa bangunan-bangunan masjid yang indah, seperti Masjid Al-Muhammmadi,
atau Masjid Jami Sultan Muhammad Al-Fatih, Masjid Agung Sulaiman Dan
Masjid Abi Ayyub Al-Anshari. Masjid-masjid tersebut dihiasi pula dengan
kaligrafi yag indah. Salah satu masjid yang terkenal dengan keindahan
kaligrafinya adalah masjid asalnya gereja Aya Sofia. Hiasan kaligrafi itu
dijadikan penutup gambar-gambar kristiani yang ada sebelumnya.”[4]
Meskipun
pada masa Turki Utsmani pendidikan Islam kurang mendapat perhatian yang
serius dan juga terhambat kemajuannya, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa
tiap-tiap masa pasti akan memunculkan tokoh-tokoh atau ulama-ulama kenamaan.
Walaupun jumlah ulama pada masa itu tidak sebanyak pada masa Abbasiyah yang
merupakan puncak keemasan Islam.[5]
D Sistem
Pengajaran di Turki
Sistem
pengajaran pada masa Turki seperti yang telah dijelaskan di atas yaitu
dengan cara menghafal matan-matan, seperti menghafal Matan Ajrumiyah, Matan
Taqrib, Matan Alfiyah, Matan Sullan dan lain-lain.
Adapun tingkat-tingkt
pengajaran di Turki adalah sebagai berikut:
- Tingkat Rendah (S.R.) 5 tahun
- Tingkat Menengah (S.M.P.) 3 tahun
- Tingkat Menengah Atas (S.M.A.) 3 tahun
- Tingkat tinggi (Universitas) 4 tahun
Dikelas
IV dan V S.R. diajarkan ilmu Agama jika mendapatkan izin dari orang tua murid.
Begitu juga diajarkan agama dikelas III Sekolah Menengah (S.M.P.) jika diminta
oleh orang tua murid.
Selain itu ada juga
sekolah Imam Chatib (sekolah agama) 7 tahun, 4 tahun pada tingkat menengah
pertama dan tiga tahun pada tingkat menengah atas. Murid-murid yang diterima
masuk sekolah imam chatib itu ialah murid-murid tamatan S.R 5 tahun. Untuk
melanjutkan dari sekolah Imam Chatib didirikan Institut Islam di Istambul pada
tahun 1959, dan pengajarannya berlangsung selama 4 tahun.
Dasar-dasar
pengajarannya adalah sebagai berikut:
- Tafsir
- Hadis
- Bahasa Arab
- Bahasa Turki
- Filsafat
- Sejarah Kebudayaan Islam
- Ilmu Bumi
E.
Ulama-ulama yang Termashur Pada Masa Utsmaniyah Turki
Ulama-ulama yang
termashur pada masa Utsmaniyah Turki diantaranya yaitu:
- Syeikh Hasan Ali Ahmad As-Syafi’I yang dimasyhurkan dengan Al-Madabighy,Jam’ul Jawami dan syarah Ajrumiyah (wafat tahun 1170 H. = 1756M.) pengarang hasiyah
- Ibnu Hajar Al-Haitsami (wafat tahun 975H. = 1567M.) pengarang Tuhfah.
- Syamsuddin Ramali (wafat tahun 1004H. = 1959H.) pengarang Nihayah.
- Muhammad bin Abdur Razak, Murtadla Al-Husainy Az-Zubaidy, pengarang syarah Al-Qamus, bernama Tajul Urus (wafat tahun 1205H. = 1790M.)
- Abdur Rahman Al-Jabarity (wafat tahun 1240H. = 1825M.), pengarang kitab tarikh mesir, bernama Ajaibul-Atsar Fit-Tarajim Wal-Akhbar.
- Syekh Hasan Al-Kafrawy As-Syafi’I Al-azhary (wafat tahun 1202H. = 1787M.).pengarang kitab nahwu Syarah Ajrumiyah, barnama Kafrawy.
- Syeikh Sulaiman bin Muhamad bin Umar Al-Bijirmy As-Syafi’i (wafat tahun 1212H. = 1806M.), pengarang syarah-syarah dan hasyiah-hasyiah.
- Syeikh Hasan Al-Attar (wafat tahun 1250H. = 1834M.), ahli ilmu pasti dan ilmu kedokteran
- Syeikh Muhammad bin Ahmad bin Arfah Ad-Dusuqy Al-Maliki (wafat tahun 1230H. = 1814M.) ahli filsafat dan Imu falak serta ahli ilmu ukur.[8]
- Nuruddin Ali Al-Buhairi (wafat tahun 944H. = 1537M.)
- Abdurrahman Al-Manawy (wafat tahun 950 H. = 1543M.)
- Syahabuddin Al-Quliyuby.
- Abdul-Baqybin Yusuf Az-Zarqany Al-Maliki(1099H. = 1687M.)
- Syeikh Abdulah Al-Syarqawy (Syeikh Al-Azhar) (wafat tahun 1227H. = 1812M.)
- Syekh Musthafa bin Ahmad As-Shawy (wafat tahun 1216H. = 1801H.)
- Syeikh Musthafa Ad-Damanhury As-Syafi’I (wafat tahun 1216H. = 1801H.).[9]
F. Lahirnya Sekolah-Sekolah
(Madrasah-Madrasah) Pada Masa Pengaruh/Kekuasaan Turki
Pada
permulaan masa Abbasiyah, bangsa Persia sangat
berpengaruhdalam Negara Islam, sehingga kebudayaan Islam pun dipengaruhinya.
Bahkan sistm pemerintahan Persia
sebagiannya ada juga diambil oper oleh pemerintahan Islam.
Setelah hilang pengaruh
Persia,lahirlah
pengaruh turki. Pada masaitu berdirialah Madrasah-Madrasah (Sekolah-Sekolah)
yang tidak sedikit bilagannya diseluruh negara Islam, yang didirikan oleh
pemerintah sendiri.
Diantara sebaba-sebab
banyaknya berdiri madrasah pada saat itu adalah sebagai berikut:
- Untuk mengambil hati rakyat
- Untukmengharapkan pahala dan ampunan dari Tuhan.
- Untuk memelihara kehidupan anaknya.
- Untuk memperkuat aliran keagamaan bagi sultan atau pembesar.[10]
G.
Perpustakaan Pada Masa Utsmaniyah Turki
Perpustakaan
pada masa kemajuan Islam tidak terhitung banyaknya diseluruh Negara Islam, baik
perpustakaan umum maupun perpustakaan khusus. Hampir diseluruh masjid dan
madrasah-madrasah ada perpustakaan yang berisi bermacam-macam ilmu, terutama
ilmu-ilmu Agama dan bahasa Arab.
Pada
masa Utsmaniyah Turki, masa kemunduran pendidikan dan pengajaran Islam,
perpustakaan sangat berkurang, hanya terdapat di Istambul dan sedikit di
Mesir, Damsyik, Halab, dan Qudus. Jumlah perpustakaan pada masa
itu kurang lebih 26 buah, 22 buah di Istambul dan 4 buah diluarnya. Jumlah kitab
dalam perpustakaan itu kurang lebih 30.000 kitab.
|
NO
|
NAMA
PERPUSTAKAAN DI ISTAMBUL
|
Banyak Jilidnya
|
|
1
|
Maktabah Sultan
Muhammad Tsani
|
1.537
|
|
2
|
Maktabah Sultan
Sulaiman
|
803
|
|
3
|
Maktabah Qalij Ali
Basya
|
752
|
|
4
|
Maktabah Hafiz Ahmad
Basya
|
412
|
|
5
|
Maktabah Kiyuberily
Ughlu
|
1448
|
|
6
|
Maktabah Syahid Ali
Basya
|
2.906
|
|
7
|
Maktabah Ibrahim Basya
|
831
|
|
8
|
Maktabah Walidah Sultan
|
732
|
|
9
|
Maktabah Basyir agha
|
552
|
|
10
|
Maktabah Athif effendi
|
1.336
|
|
11
|
Maktabah Aya shofia
|
1.445
|
|
12
|
Maktabah Seral Ghalthah
|
556
|
|
13
|
Maktabah Usman Tsalits
|
2,421
|
|
14
|
Maktabah Muhammad
Raghib Basya
|
1,077
|
|
15
|
Maktabah La’lahli
Daftar I
|
890
|
|
16
|
Maktabah La’lahli
Daftar II
|
1.947
|
|
17
|
Maktabah Serai Hamayun
|
916
|
|
18
|
Maktabah Waliyuddin
Efendi
|
1.769
|
|
19
|
Maktabah Asyrir Efendi
|
1.877
|
|
20
|
Maktabah Damad Ladah M.
Murad Efendi
|
1.109
|
|
21
|
Maktabah Abdul Hamid
|
1.383
|
|
22
|
Maktabah Halat Efendi
|
656
|
|
|
Jumlah kitab-kitab di
Istambul
|
24.445
|
|
NO
|
NAMA
PERPUSTAKAAN DILUAR ISTAMBUL
|
Banyak
Jilidnya
|
|
1
|
Maktabah Al-azhar di
Kairo
|
1.099
|
|
2
|
Maktabah Abdullah Basya
Al-Azhm di Damsyik
|
422
|
|
3
|
Maktabah Madrasah
Ahmadiyah di Halab
|
269
|
|
4
|
Maktabah Qudus
|
609
|
|
|
Jumlah semua kitab-kitab
|
29.844[11]
|
PENUTUP
Usaha penbaharuan
turki usmani baru mengalami kemajuan setelah tentara yenissari dibubarkan oleh
Sultan mahmud II(1807-1899M) pada tahun 1839 M. Pendidikan diperbaharui oleh
beliau dengan mendirikan sekolah-sekolah model barat seperti sekolah satra,
militer, teknik kedokteran dan sebagainya.Sehingga terbentuk turki modern, akan
tetapi meski mendatangkan kemajuan hasil gerakan pembaharuan tidakk dapat
menghentikan barat kedunia islamm diabad ke-19.Gerakan pembaharuan justru malah
mengancam kekuasaan para sultan yang absolute sehingga lahir gerakan tanzimat
untuk menangani program- programnya yang dipimpin oleh ali pasya(1815-1871M)dan
fuad pasya (1815-1869M), gerakan turki muda, dan partai persatuan dan kemajuan
dengan gagasan bahwa teknologi modern yang bermanfaat dapat diperkenalkan dalam
suatau masyarakat sambil tetap bisa memelihara tradisis masyarakat yang
bersangkutan ini adalah pendirian mayoritas orang-orang tanzimat. Tetapi bagi
usmani- nsmani muda seperti ziya pasya dan nanik kemal ada modernisasi dengan
tetap mempertahankan intergritas bangsa.
Komentar
Posting Komentar