arkeologi kesadaran manusia



RESUME
ARKEOLOGI KESADARAN MANUSIA
Resume ini disusun guna memenuhi tugas matakuliah ideologi dan politik pendidikan
Dosen pengampu : Moh. Agus Nuryatno

Description: D:\logo.jpg


Disusun oleh
MANHIATUN NI’MAH
08470141


JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSIATAS ISLAM NEGERI SUNAN KALI JAGA
YOGYAKARTA
2011


ARKEOLOGI KESADARAN MANUSIA
Teori kesadaran manusia yang digagas Paulo Freire cukup penting untuk memahami pemikirannya. Arkeologi kesadaran manusia adalah studi tentang bentuk-bentuk fundamental kesadran manusia. Freire berpendapat bahwa “ kesadarn itu dibentuk dalam dialektika obyektifitas dan aksi manusia terhadap dunia “.ada hubungan dialektis antar realitas material dan kesadaran manusia.
Kesadaran manusia dapat dilihat dari mereka melalui pemahaman relaitas eksistensialnya, apakah realitas itu dipahami secara magis, naif ataupun kritis. Pertanyaan yang penting yang perlu dikemukakan adalah apakah manusia mampu membedakan antara natural dan yang kultural . kemampuan dan ketidak mampuan manusia dalam membedakan dua domain ini menentukan kesadarannya.
Karakteristik dari kesadaran magis adalah penerimaan yang tidak kritis dan reflektif akan dunia. Kesadaran ini diberi nama semi-intansitif karena individu yang memiliki kesadaran seperti ini belum bisa menjadi subjek yang mengetahui obyek didunia. Orang yang mempunyai kesadaran seperti ini melihat kehidupan mereka sebagai sesuatu yang tidak terelakan, given, natural, dan sulit untuk dirubah. Pandangan fatalistik ini disebabkan ketidakmampuan menjaga jarak dengan dunia.mereka mempunyai sikap-sikap magis yang cenderung mengaitkan kehidupan dengan yakdir dan menyerahkan kesejarahan hidunya kepada kekuatan-kekuatan superior, yaitu kekuatan-kekuatan yang tidak terelakan dan diluar kemampuan manusia.bentuk kesadarn ini mempunyai karakteristik yaitu takut akan perubahan, selalu adaptif, akomodatif dan konformis. Freire mengatakan “ kesadaran magis ditandai dengan keadaan fatlisme yang mendorong orang untuk angkat tanggan, tuduk kepada ketidak mungkinan melawan fakta-fakta kekuasan” Kesadaran magis adalah tipikal mereka yang terdominasi, tergantung, tertindas, dan mereka yang tinggal dalam masyarakat yang tertutup dan budaya yang bisu.bagi mereka penderitaan bukan lah sebagi akibat dari eksploitasi tapi adalah takdir Tuhan.



Kesadaran naif atau atau semi instarnsitif.dikatakan  Semi intaranstisif karena orang pada tinggakat kesadran ini telah mulai bisa menjadi subjek yang mampu berdialog dengan orang lain.tetapi belum sampai pada tahap memahami relaitas dalam tru act of knowing. Ini merupakan proses kemunculan dari budaya bisu dengan mulai mengajukan dan menginterogasi realitas eksistensial. Orang dengan kesadarn seperti ini muli memahami masalah-masalah yang ada dalam kehidupan mereka. Tetapi mereka cenderung untuk melakukan simpilifikasi dan mengujinya secara cermat. Pada umumnya mereka hanya membutuhkan jawaban yang sederhana.
Seanjutnya adalah manusia dengan kesadaran yang kritis mereka mampu berfikir dan bertindak sbagai subyek serta mampu realitas eksistensialnya secara komprehensif mampu menghindari pemahaman yang simplistis akan teks dan realitasdan mampu memahami struktur terdalam ( the deep structure ) dari realiatas diman mereka melakukan dekodifikasi, problematisasi dan transformasi. Orang dengan kesadadaran seperti ini telah bergerak meninggalkan sikap-sikap pesimis dan fatalistik, pasif dan apatetik, menuju sikap yang aktif kretif dan dinamis.kesadaran ini dihasilkan dari konssientisasi.kesadarn kritis bisa mengatasi anggapan bahwa relitas yang ada sebagi sesuatu yang ideal, normal, dan tidak bisa dirubah.orang dengan kesadaran ini mampu memitologi realita. Realitas kehidupan dimaknai dengan sesatu yang dikonstruksi secara sosial dan politically intervened oleh karena itu manusia harus bisa berpartisipasi merubah seajarah.
Teori kesadaran Freire tidak lepas dari kritian-kritikan dari para kritikus misalnya fraire lebih cenderung melakukan simplifikasi dalam menggabungkan antara kesadaran individu dengan partisipasi sosial.padahal apakah benar orang yang berkesadaran kritis akan secara otomatis terlibat dalam perubahan sosial. apakah kesadaran inheren didalamnya aksi sosial? kesadaran kritis dan aksi sosial adalah dua entitas yang berbeda. Tetapi petter Mayo berpendapat bahwa kritisme sudah out of date dan dihasilkan dari kegagalan dalam memahmi pemikiran Freire secara holistik menurutnya pendidik yang mempunyai kesadaran kritis seharusnya terlibat dalam aksi sosial karaena kesadaran kritis saja belum cukup menjamin terjadinya tarnsformasi sosial.

Kritik lain juga juga muncul yang mengatakn apakah kesaran manusia yang ditawarkan Freire adalah apakah konsepnya justru menjustifikasi adanya model kesadran yang hierarkis atau tidak. Dimana seseorang menganggap dirinya mempunyai kesadaran yang lebih tinggi dan mulia dibandingkan dengan yang lain. Misalnya peteni lebih memahami dunianya dibanding orang diluar mereka. Setiap kelompok manusia punya pemahaman dan penafsiran sendiri-sendiri akan dunianya. Menaggapi kritik tersebut robets berargumen bahwa kesadaran manusia harus diletakan  dalam konteks atau situasi tertentu yaitu konteks masyarakat urban brazil selama dan sebelum tahun 1960-an konsep fraire tentang kesadran manusia akan lebih akurat jika dilihat sebagai identifikasi cara-cara yang berbeda yang dilakukan manusia untuk memahami dunia. Daripada dipersepsi sebagi upaya untuk meletakan orang kepada kesadran yang lebih rendah dibanding yang lain. Untuk mengauatkan pendapatnya Roberts mengutip perkatan Haris bahwa consciussness-raising tidaklah berarti mengimpose pandangan seseorang kepada orang lain karena pada dasarnya   ia dimaksudkan untuk mendorong orang untuk menguji dunianya secara kritis.poin yang dikemukakan oleh Harris menarik untuk di pertimbangkan sebab kritik berger terhadap konsep arkeologi kesadran manusia sangat mungkin dilatarbelakangi suatu pandangan tentang netralitas praktek pendidikan dan pedagogi. Posisisi ini mendorong untuk mnilai intervensi educatif adalh sama sama dengan imposisi.
Pendidikan tidaklah netral karena ia merupakn tindakan politik dan intervensi. Pandangna seperti ini bukan berarti imposisi karena cara yang digunakan adalah dengan media dialog, bukan pemaksaan. Fraire berpendapt bahawa kesadran kritis tidak bisa diimpose atau di depositokan tetapi harus dilahirkan lewat usaha kretif dari dalam peserta didik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MATERI AQIDAH AKHLAK KELAS 1 DINIYYAH

homonim, homofon, homograf, polisemi, peyorasi, ameliorasi, sinestesia

sistem pendidikan dimesir